Candi Badut terletak di kawasan Tidar, kota Malang. Dapat ditempuh dengan kendaraan umum jurusan Tidar. Candi ini
diperkirakan berusia lebih dari 1400 tahun dan diyakini adalah peninggalan Prabu Gajayana, penguasa kerajaan
Kanjuruhan sebagaimana yang termaktub dalam prasasti Dinoyo bertahun 760 Masehi.
Kata Badut di sini berasal dari bahasa sansekerta “Bha-dyut” yang berarti sorot Bintang Canopus atau Sorot Agastya. Hal
itu terlihat pada ruangan induk candi yang berisi sebuah pasangan arca tidak nyata dari Siwa dan Parwati dalam bentuk
lingga dan yoni. Pada bagian dinding luar terdapat relung-relung yang
berisi arca Mahakal dan Nadiswara. Pada relung utara terdapat arca Durga
Mahesasuramardhini. Relung timur terdapat arca Ganesha. Dan disebelah
Selatan terdapat
arca Agastya yakni Syiwa sebagai Mahaguru. Namun diantara semua arca itu hanya arca Durga Mahesasuramardhini saja yang tersisa.
Candi ini ditemukan pada tahun 1921 dimana bentuknya pada saat itu hanya berupa gundukan bukit batu, reruntuhan dan
tanah. Orang pertama yang memberitakan keberadaan Candi Badut adalah
Maureen Brecher, seorang kontrolir bangsa Belanda yang bekerja di
Malang. Candi Badut dibangun kembali pada tahun 1925-1927 di bawah
pengawasan B. De Haan dari Jawatan Purbakala Hindia Belanda. Dari hasil
penggalian yang dilakukan pada saat itu diketahui bahwa bangunan candi
telah
runtuh sama sekali, kecuali bagian kaki yang masih dapat dilihat susunannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar