Tongkonan, Rumah Adat Toraja
Rumah asli Toraja disebut Tongkonan, berasal dari kata ‘tongkon‘ yang
berarti ‘duduk bersama-sama‘. Tongkonan selalu dibuat menghadap kearah
utara, yang dianggap sebagai sumber kehidupan. Berdasarkan penelitian
arkeologis, orang Toraja berasal dari Yunan, Teluk Tongkin, Cina.
Pendatang dari Cina ini kemudian berakulturasi dengan penduduk asli
Sulawesi Selatan.
Tongkonan berupa rumah panggung dari kayu, dimana kolong di bawah rumah
biasanya dipakai sebagai kandang kerbau. Atap tongkonan berbentuk
perahu, yang melambangkan asal-usul orang Toraja yang tiba di Sulawesi
dengan naik perahu dari Cina. Di bagian depan rumah, di bawah atap yang
menjulang tinggi, dipasang tanduk-tanduk kerbau. Jumlah tanduk kerbau
ini melambangkan jumlah upacara penguburan yang pernah dilakukan oleh
keluarga pemilik tongkonan. Di sisi kiri rumah (menghadap ke arah barat)
dipasang rahang kerbau yang pernah di sembelih, sedangkan di sisi kanan
(menghadap ke arah timur) dipasang rahang babi.
Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut ‘alang‘.
Tiang-tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem (‘bangah‘)
yang licin, sehingga tikus tidak dapat naik ke dalam lumbung. Di bagian
depan lumbung terdapat berbagai ukiran, antara lain bergambar ayam dan
matahari, yang merupakan simbol untuk menyelesaikan perkara.
Dalam paham orang Toraja, tongkonan dianggap sebagai ‘ibu‘, sedangkan
alang adalah sebagai ‘bapak‘. Tongkonan berfungsi untuk rumah tinggal,
kegiatan sosial, upacara adat, serta membina kekerabatan. Bagian dalam
rumah dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian utara, tengah,dan
selatan. Ruangan di bagian utara disebut ‘tangalok‘, berfungsi sebagai
ruang tamu, tempat anak-anak tidur, juga tempat meletakkan sesaji.
Ruangan bagian tengahdisebut ‘Sali‘, berfungsi sebagai ruang makan,
pertemuan keluarga, tempat meletakkan orang mati, juga dapur. Adapun
ruangan sebelah selatan disebut ‘sumbung‘, merupakan ruangan untuk
kepala keluarga. Ruangan sebelah selatan ini juga dianggap sebagai
sumber penyakit.
Mayat orang mati tidak langsung dikuburkan, tetapi disimpan di
tongkonan. Sebelum dilakukan upacara penguburan, mayat tersebut dianggap
sebagai ‘orang sakit‘. Supaya tidak busuk, mayat dibalsem dengan ramuan
tradisional semacam formalin, yang terbuat dari daun sirih dan getah
pisang. Jika akan dilakukan upacara penguburan, mayat terlebih dulu
disimpan di lumbung padi selama 3 hari. Peti mati tradisional Toraja
disebut ‘erong‘, berbentuk babi untuk perempuan dan kerbau untuk
laki-laki. Untuk bangsawan, erong dibuat berbentuk rumah adat.
How to Make Money at Roulette | BetNow
BalasHapusA roulette wheel with งานà¸à¸à¸™à¹„ลน์ 50 paylines — A roulette wheel with 50 paylines. The only disadvantage is that you have to pay $1 if you get lucky.