Rumah Adat Batak Toba disebut Rumah Bolon, berbentuk empat
persegi panjang dan kadang-kadang dihuni oleh 5 sampai 6 keluarga. Untuk
memasuki rumah harus menaiki tangga yang terletak di tengah-tengah
rumah, dengan jumlah anak tangga yang ganjil. Bila orang hendak masuk
rumah Batak Toba harus menundukkan kepala agar tidak terbentur pada
balok yang melintang, hal ini diartikan tamu harus menghormati si
pemilik rumah.
Lantai rumah kadang-kadang sampai 1,75 meter di atas tanah, dan bagian
bawah dipergunakan untuk kandang babyi, ayam, dan sebagainya. Dahulu
pintu masuk mempunyai 2 macam daun pintu, yaitu daun pintu yang
horizontal dan vertikal, tapi sekarang daun pintu yang horizontal tak
dipakai lagi. Ruangan dalam rumah adat merupakan ruangan terbuka tanpa
kamar-kamar, walaupun berdiam disitu lebih dari satu keluarga, tapi
bukan berarti tidak ada pembagian ruangan, karena dalam rumah adat ini
pembagian ruangan dibatasi oleh adat mereka yang kuat
Ruangan di belakang sudut sebelah kanan disebut jabu bong, yang
ditempati oleh kepala rumah atau porjabu bong, dengan isteri dan
anak-anak yang masih kecil. Ruangan ini dahulu dianggap paling keramat.
Di sudut kiri berhadapan dengan Jabu bong disebut Jabu Soding
diperuntukkan bagi anak perempuan yang telah menikah tapi belum
mempunyai rumah sendiri. Di sudut kiri depan disebut Jabu Suhat, untuk
anak laki-laki tertua yang sudah kimpoi dan di seberangnya disebut
Tampar Piring diperuntukkan bagi tamu. Bila keluarga besar maka diadakan
tempat di antara 2 ruang atau jabu yang berdempetan, sehingga ruangan
bertambah 2 lagi dan ruangan ini disebut Jabu Tonga-ronga ni jabu rona.
Tiap keluarga mempunyai dapur sendiri yang terletak di belakang rumah,
berupa bangunan tambahan. Di antara 2 deretan ruangan yakni di
tengah-tengah rumah merupakan daerah netral yang disebut telaga dan
berfungsi sebagai tempat bermusyawarah. Bangunan lain yang mirip dengan
rumah adalah sopo yakni seperti rumah yang berasal dari lumbung tempat
menyimpan, kemudian didiami. Perbedaannya dengan rumah adalah : Sopo
berlantai dua, hanya mempunyai satu baris tiang-tiang depan dan ruangan
bawah terbuka tanpa dinding berfungsi untuk musyawarah, menerima orang
asing dan tempat bermain musik. Pada bagian depan rumah adat terdapat
hiasan-hiasan dengan motif garis geografis dan spiral serta hiasan
berupa susu wanita yang disebut adep-adep. Hiasan ini melambangkan
sumber kesuburan kehidupan dan lambang kesatuan.
Rumah yang paling banyak hiasan-hiasannya disebut Gorga. Hiasan
lainnya bermotif pakis disebut nipahu, dan rotan berduri disebut mardusi
yang terletak di dinding atas pintu masuk. Pada sudut-sudut rumah
terdapat hiasan Gajah dompak, bermotif muka binatang, mempunyai maksud
sebagai penolak bala. Begitu pula hiasan bermotif binatang cicak, kepala
singa yang dimaksudkan untuk menolak bahaya seperti guna-guna dari
luar. Hiasan ini ada yang berupa ukiran kemudian diberi warna, ada pula
yang berupa gambaran saja.
Rumah adat Batak Toba berdasarkan fungsinya dapat dibedakan ke dalam
rumah yang digunakan untuk tempat tinggal keluarga disebut ruma, dan
rumah yang digunakan sebagai tempat penyimpanan (lumbung) disebut Sopo.
Bahan-bahan bangunan terdiri dari kayu dengan tiang-tiang yang besar dan
kokoh. Dinding dari papan atau tepas, lantai juga dari papan sedangkan
atap dari ijuk. Tipe khas rumah adat Batak Toba adalah bentuk atapnya
yang melengkung dan pada ujung atap sebelah depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar